Home » » MEDIA PEMBELAJARAN DAN SUMBER BELAJAR

MEDIA PEMBELAJARAN DAN SUMBER BELAJAR



BAB I
MEDIA PEMBELAJARAN

A.   Makna Media Pembelajaran

Media pembelajaran adalah suatu alat yang dapat membantu siswa supaya terjadi proses belajar. Dengan menggunakan media pembelajaran diharap-kan siswa akan dapat memperoleh berbagai pengalaman nyata, sehingga ma-teri pelajaran yang disampaikan dapat diserap dengan mudah dan lebih baik.
Penggunaan media dalam pembelajaran didasarkan pada konsep bahwa belajar dapat ditempuh melalui berbagai cara, antara lain: dengan mengalami secara langsung (melakukan dan berbuat), dengan mengamati orang lain, dan dengan membaca serta mendengar.


1.      Kedudukan Media dalam Pembelajaran
Kedudukan media dalam pembelajaran sangat penting bahkan sejajar dengan metode pembelajaran, karena metode yang digunakan dalam proses pembelajaran biasanya akan menuntut media apa yang dapat diintegrasikan dan diadaptasikan dengan kondisi yang dihadapi.
Jika kembali kepada paradigma pembelajaran sebagai suatu proses tran-saksional dalam menyampaikan pengetahuan, keterampilan dan psikomotor, maka posisi media jika diilustrasikan dan disejajarkan dengan proses komunikasi yang terjadi. Berikut ini adalah gambar yang menunjukkan posisi dari media dalam suatu proses yang bisa dikatakan sebagai proses komunikasi dalam pembelajaran.







Dalam proses pembelajaran terdapat tingkatan proses aktivitas yang melibatkan keberadaan media pembelajaran, yaitu:
a.      Tingkat pengolahan Informasi
b.      Tingkat penyampaian informasi
c.      Tingkat penerimaan informasi
d.      Tingkat pengolahan informasi
e.      Tingkat respon dari peserta didik
f.      Tingkat diagnosis dari pengajar
g.      Tingkat penilaian
h.      Tingkat penyampaian hasil.
Terjadinya pengalaman belajar yang bermakna tidak terlepas dari peran media terutama dari kedudukan dan fungsinya. Secara umum media mempu-nyai kegunaan:
a.      Memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis.
b.      Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, tenaga, dan daya indra.
c.      Menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara murid dengan sumber belajar.
d.      Memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampu-an visual, auditori & kinestetiknya.
e.      Memberi rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman & menim-bulkan persepsi yang sama.
Peranan media dalam proses pengajaran sebagai:
a.      Alat untuk memperjelas bahan pengajaran pada saat guru menyampaikan pelajaran. Dalam hal ini media digunakan guru sebagai variasi penjelasan verbal mengenai bahan pengajaran.



b.     Alat untuk mengangkat atau menimbulkan persoalan untuk dikaji lebih lanjut oleh para siswa dalam proses belajarnya. Paling tidak guru dapat menempatkan media sebagai sumber pertanyaan atau stimulasi belajar siswa.
c.      Sumber belajar bagi siswa, artinya media tersebut berisikan bahan-bahan yang harus dipelajari para siswa baik secara individual maupun kelompok. Dengan demikian akan banyak membantu tugas guru dalam kegiatan me-ngajarnya.
Karakteristik dan kemampuan masing-masing media perlu diperhatikan oleh guru agar mereka dapat memilih media mana yang sesuai dengan kondi-si dan kebutuhan. Sebagai contoh media audio, merupakan media auditif me-ngajarkan topik-topik pembelajaran yang bersifat verbal seperti pengucapan (pronounciation) bahasa asing. Untuk pengajaran bahasa asing media ini ter-golong tepat karena bila secara langsung diberikan tanpa media sering terjadi ketidaktepatan dalam pengucapan pengulangan dan sebagainya. Pembuatan media audio ini termasuk mudah, hanya membutuhkan alat perekam dan na-rasumber yang dapat berbahasa asing, sementara itu pemanfaatannya meng-gunakan alat yang sama pula.
Ada beberapa kriteria untuk menilai keefektifan sebuah media, antara lain biaya, ketersediaan fasilitas pendukung, kecocokan dengan ukuran kelas, keringkasan, kemampuan untuk dirubah, waktu dan tenaga penyiapan, penga-ruh yang ditimbulkan, kerumitan, dan kegunaan.

2.  Kriteria Pemilihan Media
Kriteria pemilihan media antara lain:
a.      Ketepatannya dengan tujuan pengajaran, artinya media pengajaran dipilih atas dasar tujuan-tujuan instruksional yang telah ditetapkan.
b.      Dukungan terhadap isi bahan pengajaran, artinya bahan pelajaran yang sifatnya fakta, prinsip, konsep dan generalisasi sangat memerlukan bantuan media agar lebih mudah dipahami siswa.
c.      Kemudahan memperoleh media, artinya media yang diperlukan mudah diperoleh, setidak-tidaknya mudah dibuat oleh guru pada waktu mengajar.
d.      Keterampilan guru menggunakannya, artinya secanggih apapun sebuah media apabila tidak tahu cara menggunakanya maka media tersebut tidak memiliki arti apa-apa.
e.      Tersedia waktu untuk menggunakannya, sehingga media tersebut dapat bermanfaat bagi siwa selama pengajaran berlangsung.
f.       Memilih media pembelajaran harus sesuai dengan taraf berfikir siswa, sehingga makna yang terkandung di dalamnya dapat dipahami oleh para siswa.
                 

3. Jenis-jenis Media Pembelajaran
Banyak cara diungkapkan untuk mengindentifikasi media serta mengklasifikasikan karakterisktik fisik, sifat, kompleksitas, ataupun klasifikasi me-nurut kontrol pada pemakai. Namun demikian, secara umum media berciri-kan tiga unsur pokok, yaitu: suara, visual, dan gerak. Menurut Rudy Brets, ada 7 (tujuh) klasifikasi media, yaitu:
a.      Media audio visual gerak, seperti: film suara, pita video, film televisi.
b.      Media audio visual diam, seperti: film rangkai suara, dsb.
c.      Audio semi gerak seperti: tulisan jauh bersuara.
d.      Media visual bergerak, seperti: film bisu.
e.      Media visual diam, seperti: halaman cetak, foto, microphone, slide bisu.
f.       Media audio, seperti: radio, telepon, pita audio.
g.      Media cetak, seperti: buku, modul, bahan ajar mandiri.
Secara sederhana kehadiran media dalam suatu kegiatan pembelajaran memiliki nilai-nilai praktis sebagai berikut:
1)      Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang di-miliki para siswa.
2)      Media yang disajikan dapat melampaui batasan ruang kelas.
3)      Media pembelajaran memungkinkan adanya interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya.

4)      Media yang disajikan dapat menghasilkan keseragaman pengamatan siswa.
5)      Secara potensial, media yang disajikan secara tepat dapat menanamkan konsep dasar yang kongkrit, benar, dan berpijak pada realitas.
6)      Media dapat membangkitkan keinginan dan minat baru.
7)      Media mampu membangkitkan motivasi dan merangsang peserta didik untuk belajar.
8)      Media mampu memberikan belajar secara integral dan menyeluruh dari yang kongkrit ke yang abstrak, dari seserhana ke rumit.
Dari semua itu, kemudian dikembangkan media dalam suatu konsepsi teknologi pembelajaran yang memiliki ciri: (a) berorientasi pada sasaran, (b) menerapkan konsep pendekatan sistem, dan (c) memanfaatkan sumber bela-jar yang bervariasi. Sehingga aplikasi media dan teknologi pendidikan, bisa merealisasikan suatu konsep“teaching less learning more”. Artinya secara aktifitas fisik bisa saja aktifitas kegiatan guru di kelas dikurangi, karena ada sebagian tugas guru yang didelegasikan pada media, namun tetap mengusung tercapainya produktifitas belajar siswa.
Jenis media dapat dikelompokkan sebagai berikut.


KELOMPOK MEDIA
MEDIA INSTRUKSIONAL
1.
Audio
  • pita audio (rol atau kaset)
  • piringan audio
  • radio (rekaman siaran)
2.
Cetak
  • buku teks terprogram
  • buku pegangan/manual
  • buku tugas
3.
Audio – Cetak
  • buku latihan dilengkapi kaset
  • gambar/poster (dilengkapi audio)
4.
Proyek Visual Diam
  • film bingkai (slide)
  • film rangkai (berisi pesan verbal)
5.
Proyek Visual Diam dengan Audio
  • film bingkai (slide) suara
  • film rangkai suara
6.
Visual Gerak
  • film bisu dengan judul (caption)
7.
Visual Gerak dengan Audio
  • film suara
  • video/vcd/dvd
8.
Benda
  • benda nyata
  • model tirual (mock up)
9.
Komputer
1.      media berbasis komputer; CAI (Computer Assisted Instructional) & CMI (Computer Managed Instructiona

B.  Prosedur Pemilihan Media
Ada beberapa prinsip yang perlu Anda perhatikan dalam pemilihan media, meskipun caranya berbeda-beda. Namun demikian ada hal yang seragam bahwa setiap media memiliki kelebihan dan kelemahan yang akan memberi-kan pengaruh kepada afektifitas program pembelajaran. Sejalan dengan hal ini, pendekatan yang ditempuh adalah mengkaji media sebagai bagian integral dalam proses pendidikan yang kajiannya akan sangat dipengaruhi oleh:
Pertama, kompetensi dasar dan indikator apa yang akan dicapai dalam suatu kegiatan pembelajaran ataupun diklat. Dari kajian kompetensi dasar dan indikator tersebut bisa dianalisis media apa yang cocok guna mencapai tujuan tersebut.
Kedua, materi pembelajaran (instructional content), yaitu bahan atau kajian apa yang akan diajarkan pada program pembelajaran tersebut. Pertim-bangan lainnya, dari bahan atau pokok bahasan tersebut sampai sejauh mana kedalaman yang harus dicapai, dengan demikian kita bisa mempertimbangkan media apa yang sesuai untuk penyampaian bahan tersebut.

Ketiga, familiaritas media dan karakteristik siswa/guru, yaitu mengkaji sifat-sifat dan ciri media yang akan digunakan. Hal lainnya karakteristik siswa, baik secara kuantitatif (jumlah) ataupun kualitatif (kualitas, ciri, dan kebiasa-an lain) dari siswa terhadap media yang akan digunakan.
Keempat, adanya sejumlah media yang bisa diperbandingkan karena pemilihan media pada dasarnya adalah proses pengambilan keputusan dari se-jumlah media yang ada ataupun yang akan dikembangkan.
Selain pertimbangan di atas, dalam memilih media pembelajaran yang tepat dapat kita rumuskan dalam satu kata ACTION, yaitu akronim dari access, cost, technology, interactivity, organization, dan novelty.
1. Access
Kemudahan akses menjadi pertimbangan pertama dalam memilih media. Apakah media yang kita perlukan itu tersedia, mudah, dan dapat dimanfaat-kan oleh murid? Misalnya, kita ingin menggunakan media internet, perlu di-pertimbangkan terlebih dahulu apakah ada saluran untuk koneksi ke internet?
2. Cost
Biaya juga harus dipertimbangkan. Banyak jenis media yang dapat menjadi pilihan kita. Media canggih biasanya mahal. Namun, mahalnya biaya itu harus kita hitung dengan aspek manfaatnya. Semakin banyak yang menggu-nakan, maka unit cost dari sebuah media akan semakin menurun.
3. Technology
Mungkin saja kita tertarik kepada satu media tertentu,  namun perlu di-perhatikan apakah teknologinya tersedia dan mudah menggunakannya? Misalnya kita ingin menggunakan media audio visual di kelas. Perlu kita pertim-bangkan, apakah ada listrik, voltase listrik cukup dan sesuai?
4. Interactivity
Media yang baik adalah yang dapat memunculkan komunikasi dua arah atau interaktivitas. Setiap kegiatan pembelajaran yang anda kembangkan tentu saja memerlukan media yang sesuai dengan tujuan pembelajaran tersebut.
5. Organization
Pertimbangan yang juga penting adalah dukungan organisasi. Misalnya, apakah pimpinan sekolah atau yayasan mendukung? Bagaimana pengorgani-sasiannya. Apakah di sekolah ini tersedia satu unit yang disebut pusat sumber belajar?
6. Novelty
Kebaruan dari media yang dipilih juga harus menjadi pertimbangan. Media yang lebih baru biasanya lebih baik dan lebih menarik bagi siswa.
Pemilihan media juga dapat dilakukan dengan membuat chek list seba-gai berikut:
a.     Apakah materinya penting dan berguna bagi siswa?
b.     Apakah dapat menarik minat siswa untuk belajar?
c.     Apakah ada kaitannya dan mengena secara langsung dengan tujuan pem-belajaran?
d.     Bagaimana format penyajiannya diatur? Apakah memenuhi tata urutan yang teratur?
e.     Bagaimana dengan materinya, mutakhir dan authentik?
f.      Apakah konsep dan kecermatannya terjamin?
g.     Apakah isi dan presentasinya memenuhi standar?
h.     Apakah penyajiannya objektif?
i.      Apakah bahannya memenuhi standar kualitas teknis?

C.  Karakteristik Media
Berdasarkan klasifikasinya karakteristik masing-masing media pembe-lajaran dapat dijelaskan sebagai berikut.

1. Media Grafis (Visual Diam)
Media cetakan dan grafis dalam proses belajar mengajar paling banyak dan paling sering digunakan. Media ini termasuk kategori media visual non proyeksi yang berfungsi untuk menyalurkan pesan dari pemberi ke penerima pesan (dari guru kepada siswa). Pesan yang dituangkan dalam bentuk tulisan, huruf-huruf, gambar-gambar dan simbol-simbol yang mengandung arti disebut “Media Grafis”.
Macam-macam media grafis adalah: gambar/foto, diagram, bagan, gra-fik, poster, media cetak, dan buku.

a.  Gambar/Foto.
Media grafis paling umum digunakan dalam proses belajar mengajar, karena merupakan bahasa yang umum dan dapat mudah dimengerti oleh peserta didik.
Kemudahan mencerna media grafis karena sifatnya visual konkrit menampil-kan objek sesuai dengan bentuk dan wujud aslinya sehingga tidak verbalistik.

Kelebihan dan Kelemahan Gambar/Foto
Media gambar/foto memiliki beberapa kelebihan antara lain:  
(1)    Sifatnya kongkrit, lebih realistik dibandingkan dengan media verbal.
(2)    Dapat memperjelas suatu masalah dalam bidang apa saja, baik untuk usia muda maupun tua.
(3)    Murah harganya dan tidak memerlukan peralatan khusus dalam penyampaiannya.

Kecuali beberapa kelebihan di atas, media gambar/foto juga memiliki kelemahan sebagai berikut.
(1)   Gambar/foto hanya menekankan persepsi indera mata.
(2)   Ukurannya sangat terbatas untuk kelompok besar.

b.  Diagram.
Diagram merupakan gambar yang sederhana yang menggunakan garis-garis dan simbol-simbol, secara garis besar dan menunjukkan hubungan antar komponennya atau proses yang ada pada diagram tersebut. Isinya pada umumnya berupa petunjuk-petunjuk. Diagram ini untuk menyederhanakan yang komplek-komplek sehingga dapat memperjelas penyajian pesan.
Diagram bersifat:
1)      Simbolis dan abstrak, kadang-kadang sulit dimengerti.
2)      Untuk dapat membaca diagram diperlukan keahlian khusus dalam bidangnya tentang isi diagram tersebut.
3)      Walaupun sulit dimengerti, karena sifatnya yang padat diagram dapat memperjelas arti.


Contoh Diagram

Ciri-ciri diagram yang baik.
(a)    Benar, diagram rapih dan disertai dengan keterangan yang jelas.
(b)    Cukup besar dan ditempatkan secara strategis.
(c)    Penyusunannya disesuaikan dengan pola baca yang umum dari atas ke ba-wah atau dari kiri ke kanan.

c. Bagan.
Bagan merupakan media yang berisi tentang gambar-gambar keterangan-keterangan, daftar-daftar dan sebagainya. Bagan digunakan untuk mempera-gakan pokok-pokok isi bahan secara jelas dan sederhana antara lain: perkem-bangan, perbandingan, struktur, organisasi. Jenis-jenis media bagan antara lain: Tree chart, Flow chart
d. Grafik (Graph)
Grafik adalah penyajian kembali data-data yang berupa angka-angka dalam bentuk visual simbolis (lambang visual). Jenis grafik di antaranya:
1)      Grafik Garis (Line Graph), yaitu grafik yang menggambarkan data seca-ra tepat, dapat menggambarkan hubungan antara dua kelompok data dan dapat digunakan untuk data-data yang kontinyu.
2)      Grafik Batang. Dalam grafik batang jumlah data dipertunjukkan dalam bentuk gambar. Hal yang perlu diperhatikan grafik gambar ini adalah:
a)      Simbol gambar yang dipakai sendiri (self Explanatory).
b)     Jumlah data yang diperlihatkan melalui jumlah gambar.
c)      Jumlah besar kecilnya gambar akan dapat dibaca apabila di bawah gambar tersebut diberikan angka yang sebenarnya.

2.  Media Display
a.  Papan Tulis/White Board
Salah satu media penyajian untuk proses pembelajaran yang sering di-gunakan adalah: “papan tulis, dan white board”. Kedua media ini dapat dipa-kai untuk penyajian: tulisan-tulisan, sket-sket gambar-gambar dengan meng-gunakan kapur/spidol white board baik yang berwarna ataupun tidak berwar-na. Maksud dari warna tersebut adalah agar tulisan: lebih jelas, menarik dan dapat berkesan bagi peserta yang akan menerimanya.

Syarat-syarat papan tulis yang baik adalah:
1) Papan tulis harus buram, tidak boleh licin atau mengkilat.
2) Warna dasar papan tulis harus lebih gelap dari alat tulis yang dipakai.
3) Warna dasar white board putih.
4) Ukuran yang ideal adalah 90 x 120 cm atau 90 x 200 cm.
5) Untuk penggunaan papan tulis atau white board diperlukan perhatian yaitu:
a) Tulisan/gambar dipapan harus jelas dan bersih.
b) Hindari agar papan tulis tidak terlalu penuh dengan tulisan atau gambar-
    gambar sehingga sulit untuk dimengerti peserta.
c) Hapuskan tulisan/gambar tidak diperlukan lagi.
d) Tinggalkan papan tulis dalam keadaan bersih.
b.  Papan Flanel
Papan flanel adalah media visual yang efektif  untuk menyajikan pesan-pesan tertentu kepada sasaran didik. Papan berlapis kain flanel ini dapat dili-pat sehingga praktis. Gambar-gambar yang akan disajikan dapat dipasang dan dilepas dengan mudah, sehingga dapat dipakai berkali-kali. Selain untuk me-nempel gambar-gambar, dapat pula dipakai menempelkan huruf dan angka-angka. Karena penyajian seketika, kecuali menarik perhatian siswa, penggu-naan papan flanel dapat membuat sajian effesien.
Beberapa kelemahan Papan Flanel adalah sebagai berikut.
1)      Walaupun bahan flanel dapat menempel pada sesamanya, tetapi hal ini tidak menjamin pada “bahan yang berat”, karena dapat lepas bila ditem-pelkan.
2)      Bila terkena angin sedikit saja, bahan yang ditempel pada papan flanel tersebut akan berhamburan jatuh.
Sedangkan kelebihan Papan Flanel adalahsebagai berikut.
1)      Karena kesederhanaan papan flanel dapat dibuat sendiri oleh guru.
2)      Dapat dipersiapkan terlebih dahulu dengan teliti.
3)      Dapat memusatkan perhartian siswa terhadap suatu masalah yang dibica-rakan.
4)      Dapat menghemat waktu pembelajaran karena segala sesuatunya sudah dipersiapkan dan peserta didik dapat melihat sendiri secara langsung.

c. Flip Chart
Peta/flip cahrt adalah lembaran kertas yang berisikan bahan pelajaran, yang tersusun rapi dan baik. Penggunaan ini adalah salah satu cara guru da-lam menghemat waktunya untuk menulis di papan tulis. Lembaran kertas yang sama ukurannya dijilid jadi satu secara baik agar lebih bersih dan baik. Penyajian informasi ini dapat berupa: (1) gambar-gambar, (2) huruf-huruf,
(3) diagram, dan (4) angka-angka.
Peta tersebut harus disesuaikan dengan jumlah dan jarak maksimum sis-wa melihat peta lipat tersebut dan direncanakan tempat yang sesuai di mana dan bagaimana peta tersebut ditempatkan.

3.  Gambar Mati yang Diproyeksikan
Dengan menggunakan proyektor, infor-masi yang akan disampaikan dapat di-proyeksikan ke layar, sehingga infor-masi be-rupa: tulisan, gambar, bagan dll. akan menjadi lebih besar dan lebih jelas dilihat oleh siswa. Penggunaan media proyeksi ini lebih menguntungkan, sebab indera pendengaran dan penglihatan akan sama-sama diaktifkan melalui sebuah media transparansi yang telah di-siapkan. Gambar mati (still picture) ada-lah berupa: gambar, foto, diagram, tabel, ilustrasi dll., baik berwarna atau pun hitam = putih yang relatif berukuran kecil, agar gambar tersebut dapat dilihat atau disaksikan dengan jelas oleh seluruh siswa di dalam kelas dengan jalan diproyeksikan ke suatu layar (screen).
Jenis-jenis media  gambar mati yang diproyeksikan yaitu: (1) Overhead Projector (OHP) dan Overhead Transparance (OHT); (2) Slides/film bingkai; (3) Film strip/film rangkai; (4) Epidiascope; (5) Komputer dan; (6) multime-dia projector.


4.  Media Audio
Media audio adalah bahan suara (audio) yang direkam dalam format fi-sik tertentu. Secara fisik jenis media yang tergolong sebagai media audio ada-lah kaset audio dan disk audio. Jenis media ini pada dasarnya dapat digunakan dalam proses pembelajaran yang berkaitan dengan bunyi, suara, serta bahasa. Dalam jurusan seni dan bahasa, media audio dapat memberikan kontribusi yang positif jika diintegrasikan ke dalam proses pembelajaran. Media audio merupakan media yang bersifat auditif, indera pendengaran lebih dominan di-gunakan ketika menggunakan media ini.
Karakteristik media audio umumnya berhubungan dengan segala kegi-atan melatih keterampilan yang berhubungan dengan aspek-aspek keteram-pilan mendengarkan. Kalau diklasifikasikan, kecakapan-kecakapan yang bisa dicapai antara lain:
a.    Pemusatan perhatian dan mempertahankan pemusatan perhatian.
b.    Mengikuti pengarahan.
c.    Digunakan untuk melatih daya analisis siswa dari apa yang mereka dengar.
d.    Perolehan arti dari suatu konteks.
e.    Memisahkan kata atau informasi yang relevan dan tidak relevan.
f.     Mengingat dan mengemukakan kembali ide atau bagian-bagian dari cerita yang mereka dengar.
Media audio juga merupakan media yang sangat fleksibel, relatif murah, praktis dan ringkas serta mudah dibawa (portable). Media ini dapat dipergu-nakan baik untuk kepentingan belajar kelompok (group learning) maupun be-lajar individual. Dengan karakteristik yang di-milikinya, media audio sangat efektif untuk digunakan pada berbagai bidang studi bahasa, drama dan seni musik.
                                                      
5.  Media Komputer
Komputer merupakan jenis media yang secara virtual dapat menyedia-kan respon yang segera terhadap hasil belajar yang dilakukan oleh siswa. Le-bih dari itu, komputer memiliki kemampuan menyimpan dan memanipulasi informasi sesuai dengan kebutuhan. Perkembangan teknologi yang pesat saat ini telah memungkinkan komputer memuat dan menayangkan beragam ben-tuk media di dalamnya.
Beberapa bentuk penggunaan komputer media yang dapat digunakan dalam pembelajaran meliputi:

a). Penggunaan Multimedia Presentasi.
Multimedia presentasi digunakan untuk menjelaskan materi-materi yang
sifatnya teoretis, digunakan dalam pembelajaran klasikal dengan group bela-
jar yang cukup banyak di atas 50 orang. Media ini cukup efektif sebab meng-gunakan multimedia projector yang memiliki jangkauan pancar cukup besar. Kelebihan media ini adalah menggabungkan semua unsur media seperti teks, video, animasi, image, grafik dan sound menjadi satu kesatuan penyajian, se-hingga mengakomodasi sesuai dengan modalitas belajar siswa.
Pengolahan bahan presentasi dengan menggunakan komputer tidak ha-nya untuk dipresentasikan dengan menggunakan alat presentasi digital dalam bentuk Multimedia projector (seperti LCD, In-Focus dan sejenisnya), melain-kan juga dapat dipresentasikan melalui peralatan proyeksi lainnya, seperti over head projector (OHP) dan film slides projector yang sudah lebih dahulu di-produksi. Sehingga lembaga atau instansi yang belum memiliki perangkat alat presentasi digital akan tetapi telah memiliki kedua alat tersebut, dapat memanfaatkan pengolahan bahan presentasi melalui komputer secara maksi-mal

b). CD Multimedia Intraktif
CD interaktif dapat digunakan pada pembelajaran di sekolah sebab cukup efektif meningkatkan hasil belajar siswa terutama komputer. Terdapat dua is-tilah dalam perkembangan CD interaktif ini yaitu Computer Based Instructuion (CBI) dan Computer Assisted Instructuion (CAI) Sifat media ini selain inter-aktif juga bersifat multi media terdapat unsur-unsur media secara lengkap yang meliputi sound, animasi, video, teks dan grafis. Beberapa model multimedia interaktif di antaranya:
(1)    Model Drill: Model drills dalam CBI pada dasarnya merupakan salah sa-tu starategi pembelajaran yang bertujuan memberikan pengalaman belajar yang lebih kongkrit melalui penciptan tiruan-tiruan bentuk pengalaman yang mendekati suasana yang sebenarnya.
(2)    Model Tutorial: Program CBI tutorial dalam merupakan program pembe-lajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran dengan menggunakan perangkat lunak berupa program komputer yang berisi materi pelajaran. Metode Tutorial dalam CAI pola dasarnya mengikuti pengajaran Berpro-grama tipe Branching yaitu informasi/mata pelajaran disajikan dalam unit – unit kecil, lalu disusul dengan pertanyaan. Respon siswa dianalisis oleh komputer (Diperbandingkan dengan jawaban yang diintegrasikan oleh pe-nulis program) dan umpan baliknya yang benar diberikan. (Nana Sudjana & Ahmad Rivai:139). Program ini juga menuntut siswa untuk mengaplika-sikan ide dan pengetahuan yang dimilikinya secara langsung dalam kegiat-
an pembelajaran.
(3)    Model Simulasi: Model simulasi dalam CBI pada dasarnya merupakan salah satu starategi pembelajaran yang bertujuan memberikan pengalaman belajar yang lebih kongkrit melalui penciptan tiruan-tiruan bentuk penga-laman yang mendekati suasana yang sebenarnya.
(4)    Model Games: Model permainan ini dikembangkan berdasarkan atas “pembelajaran menyenangkan”, di mana peserta didik akan dihadapkan pada beberapa petunjuk dan aturan permainan. Dalam konteks pembela-jaran sering disebut dengan Instructional Games (Eleanor.L Criswell, 1989: 20)
Pada umumnya tipe penyajian yang banyak digunakan adalah “tutorial”. Tutorial ini membimbing siswa secara tuntas menguasai materi dengan cepat dan menarik. Setiap siswa cenderung memiliki perbedaan penguasaan materi tergantung dari kemampuan yang dimilikinya. Penggunaan tutorial melalui CD interaktif lebih efektif untuk mengajarkan penguasaan Software kepada siswa dibandingkan dengan mengajarkan hardware. Misalnya tutorial Microsoft Office Word, Access, Excel, dan Power Point. Kelebihan lain dari CD inter-aktif ini adalah siswa dapat belajar secara mandiri, tidak harus tergantung ke-pada guru/instruktur. Siswa dapat memulai belajar kapan saja dan dapat meng-akhiri sesuai dengan keinginannya. Selain itu, materi-materi yang diajarkan dalam CD tersebut dapat langsung dipraktekkan oleh siswa terhadap siftware tersebut. Terdapat juga fungsi repeat, bermanfaat untuk mengulangi materi secara berulang-ulang untuk penguasaan secara menyeluruh.

c).  Video Pembelajaran.
Selain CD interaktif, video termasuk media yang dapat digunakan untuk pembelajaran di SD. Video ini bersifat interaktif-tutorial membimbing siswa untuk memahami sebuah materi melalui visualisasi. Siswa juga dapat secara interaktif mengikuti kegiatan praktek sesuai yang diajarkan dalam video. Peng-gunaan CD interaktif di SD cocok untuk mengajarkan suatu proses. Misalnya cara penyerbukan pada tumbukan, teknik okulasi, pembelahan sel, proses res-pirasi dan lain-lain.


D.  Pemanfaatan Internet
Internet, singkatan dari interconection and networking, adalah jaringan informasi global, yaitu,“the largest global network of computers, that enables people throughout the world to connect with each other¨. Internet diluncurkan pertama kali oleh J.C.R. Licklider dari MIT (Massachusetts Institute Technology) pada bulan Agustus 1962.
Pemanfaatan internet sebagai media pembelajaran mengkondisikan sis-wa untuk belajar secara mandiri. Through independent study, students become doers, as well as thinkers” (Cobine, 1997). Para siswa dapat mengakses se-cara online dari berbagai perpustakaan, museum, database, dan mendapatkan sumber primer tentang berbagai peristiwa sejarah, biografi, rekaman, laporan, data statistik, (Gordin et. al., 1995). Informasi yang diberikan server-computers itu dapat berasal dari commercial businesses (.com), goverment services (.gov), nonprofit organizations (.org), educational institutions (.edu), atau artistic and cultural groups (.arts)
Siswa dapat berperan sebagai seorang peneliti, menjadi seorang analis, tidak hanya konsumen informasi saja. Mereka menganalisis informasi yang relevan dengan pembelajaran dan melakukan pencarian yang sesuai dengan kehidupan nyatanya (real life). Siswa dan guru tidak perlu hadir secara fisik di kelas (classroom meeting), karena siswa dapat mempelajari bahan ajar dan mengerjakan tugas-tugas pembelajaran serta ujian dengan cara mengakses ja-ringan komputer yang telah ditetapkan secara online. Siswa dapat belajar be-kerjasama (collaborative) satu sama lain. Mereka dapat saling berkirim e-mail (electronic mail) untuk mendiskusikan bahan ajar. Selain mengerjakan tugas-tugas pembelajaran dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan gu-ru siswa dapat berkomunikasi dengan teman sekelasnya.

Pemanfaatan internet sebagai media pembelajaran memiliki beberapa ke-lebihan sebagai berikut:
1.       Dimungkinkan terjadinya distribusi pendidikan ke semua penjuru tanah air dan kapasitas daya tampung yang tidak terbatas karena tidak memer-lukan ruang kelas.
2.       Proses pembelajaran tidak terbatas oleh waktu seperti halnya tatap muka biasa.
3.       Pembelajaran dapat memilih topik atau bahan ajar yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan masing-masing.
4.       Lama waktu belajar juga tergantung pada kemampuan masing-masing pembelajar/siswa.
5.       Adanya keakuratan dan kekinian materi pembelajaran.
6.       Pembelajaran dapat dilakukan secara interaktif, sehingga menarik pembe-lajar/siswa; dan memungkinkan pihak berkepentingan (orang tua siswa maupun guru) dapat turut serta menyukseskan proses pembelajaran, de-ngan cara mengecek tugas-tugas yang dikerjakan siswa secara on-line.



BAB II
SUMBER BELAJAR

A. Konsep Sumber Belajar
Sumber belajar adalah segala sesuatu yang ada di sekitar lingkungan kegiatan belajar yang secara fungsional dapat digunakan untuk membantu optimalisasi hasil belajar. Optimalisasi hasil belajar ini dapat dilihat tidak hanya dari hasil belajar (output) namun juga dilihat dari proses berupa interaksi sis-wa dengan berbagai macam sumber yang dapat merangsang untuk belajar dan mempercepat pemahaman dan penguasaan bidang ilmu yang dipelajarinya.
Implementasi pemanfaatan sumber belajar di dalam proses pembelajaran sudah tercantum dalam kurikulum. Proses pembelajaran yang efektif ada-lah proses pembelajaran yang menggunakan berbagai ragam sumber belajar. Kegiatan belajar mengajar ditekankan pada aktivitas siswa dengan melakukan pengamatan benda-benda atau situasi yang ada di lingkungan sekitar. Dari tujuan tersebut dirancang kegiatan pembelajaran memberikan aktivitas siswa untuk melakukan percobaan sederhana yang dapat mempengaruhi pengalaman belajarnya. Misalnya untuk mengenal sifat benda padat, cair, dan gas, melalui percobaan ini tentu siswa memerlukan bahan dan alat berupa sumber belajar baik yang nyata maupun buatan untuk memahami konsep benda dan dapat mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

B.  Jenis-jenis Sumber Belajar
Dalam buku Instructional Technologies The Definition and Domains of The Field (1994), AECT (Association for Educational Communication and Technology) membedakan enam jenis sumber belajar yang dapat digunakan dalam proses belajar, yaitu:

1.  Pesan (Message)
Pesan merupakan sumber belajar yang meliputi pesan formal yaitu pesan yang dikeluarkan oleh lembaga resmi, seperti pemerintah atau pesan yang disampaikan guru dalam situasi pembelajaran. Pesan-pesan ini selain disampaikan secara lisan juga dibuat dalam bentuk dokumen seperti kurikulum, pe-raturan pemerintah, perundangan, GBPP, silabus, satuan pembelajaran dan sebagainya. Pesan nonformal yaitu pesan yang ada di lingkungan masyarakat luas yang dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran misalnya cerita rakyat, legenda, ceramah oleh tokoh masyarakat dan ulama, prasasti, relief-releif pada candi, kitab-kitab kuno, dan peninggalan sejarah yang lainnya.

2.  Orang (People)
Semua orang pada dasarnya dapat berperan sebagai sumber belajar, namun secara umum dapat dibagi dua kelompok. Pertama, kelompok orang yang didesain khusus sebagai sumber belajar utama yang dididik secara profesional untuk mengajar, seperti guru, konselor, instruktur, dan widyaiswara. Termasuk kepala sekolah, laboran, teknisi sumber belajar, pustakawan dan lain-lain. Kelompok yang kedua adalah orang yang memiliki profesi selain tenaga yang berada di lingkungan pendidikan dan profesinya tidak terbatas. Misalnya politisi, tenaga kesehatan, pertanian, arsitek, psikolog, lawyer, polisi pengusaha dan lain-lain.

3. Bahan (Matterials)
Bahan merupakan suatu format yang digunakan untuk menyimpan pesan pembelajaran, seperti buku paket, buku teks, modul, program video, film, OHT (over head transparency), program slide,alat peraga dan sebagainya (biasa disebut software).

4.  Alat (Device)
Alat yang dimaksud di sini adalah benda-benda yang berbentuk fisik sering disebut juga dengan perangkat keras (hardware). Alat ini berfungsi un-tuk menyajikan bahan-bahan pada butir 3 di atas. Di dalamnya mencakup multimedia Projector, Slide Projector, OHP, Film, tape recorder, Opaqe projector, dan sebagainya.

5.  Teknik
Teknik yang dimaksud adalah cara (prosedur) yang digunakan orang dalam memberikan pembelajaran guna tercapai tujuan pembelajaran. Di dalamnya mencakup ceramah, permainan/simulasi, tanya jawab, sosiodrama, dan sebagainya.

6. Latar (Setting)
Latar atau lingkungan yang berada di dalam sekolah maupun lingkungan yang berada di luar sekolah, baik yang sengaja dirancang maupun yang tidak secara khusus disiapkan untuk pembelajaran. Termasuk di dalamnya adalah pengaturan ruang, pencahayaan, ruang kelas, perpustakaan, laboratorium, tempat workshop, halaman sekolah, kebun sekolah, lapangan sekolah, dan sebagainya.
Sumber belajar yang diuraikan di atas, merupakan komponen-komponen yang dapat dimanfaatkan untuk pembelajaran. Secara khusus untuk kategori bahan (matterials) dan & alat (device) yang kita kenal sebagai software dan hardware tak lain adalah media pendidikan.

DAFTAR PUSTAKA

Adey, P. 1989. Adolescent development and school science. International Journal of Science Education, 79: 98. England.
Alessi M. Sthephen & S.R., Trollip. 1984. Computer Based Instruction Method & Development. New Jersley: Prentice-Hall, Inc.
Barbara B. Seels, Rita C. Richey. 1994. Instructiuonal Technology: The Definition and Domains of The Field, AECT Washington DC.
Bates, A. W. 1995. Technology, Open Learning and Distance Education. London: Routledge.
Cepi Riyana. 2004. Strategi implementasi Teknologi Informasi dan Komunikasi dengan Me-nerapkan Konsep Instructional Technology. Jurnal Edutech, Jurusan Kurtek Bandung.
Cepi Riyana. 2006. Media Pembelajaran. Modul, Fakultas Ilmu Pendidikan.
Depdikbud. 1993. Kurikulum SD 1994. Jakarta: Depdikbud.
Drive, R. 1988. Changing conceptions. Journal of Research in Education, 161-96.
Gerlach, S. Vernon. 1980. Teaching and Media.  New Jersey: Prentice-Hall., Inc.

Heinich, R., Molenda, M., & Russel, J.D. 1996. (3rd Ed). Instructional Technology for Teaching and Learning: Designing Instruction, Integrating Computers and Using Media. Upper Saddle River, NJ.: Merril Prentice Hall.
Kenji Kitao. 1998. Internet Resources: ELT, Linguistics, and Communication. Japan: Eichosha.
 Molenda, Heinich Russell. 1982. Instructional Media and The New Technology of Instruction. Canada: John Wiley & Son.
Sadiman Arief. 1990. Media Pendidikan, Pengertian Pengembangan dan Pe-manfaatan. Jakar-ta: Rajawali.




Thanks for reading MEDIA PEMBELAJARAN DAN SUMBER BELAJAR

0 komentar:

Posting Komentar