PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Oleh Marzuki Rahman, M.Pd
Pandangan mengenai konsep pembelajaran
terus menerus mengalami perubahan dan perkembangan sesuai dengan perkembangan
IPTEKS. Tanda-tanda perkembangan tersebut, dapat kita amati berdasarkan
pengertian-pengertian di bawah ini : (1) Pengajaran sama artinya dengan
kegiatan mengajar. Kegiatan mengajar dilakukan oleh guru untuk menyampaikan
pengetahuan kepada siswa. Dalam konsep ini, guru bertindak dan berperan aktif
bahkan sangat menonjol dan bersifat menentukan segalanya.
Pengajaran sama artinya
dengan perbuatan mengajar; (2) Pengajaran merupakan interaksi mengajar dan
belajar. Pengajaran berlangsung sebagai suatu proses saling pengaruh
mempengaruhi dalam bentuk hubungan interaksi antara guru dan siswa. Guru
bertindak sebagai pengajar, sedangkan siswa berperan sebagai yang melakukan
perbuatan belajar. Guru dan siswa menunjukkan keaktifan yang seimbang
sekalipunn peranannya berbeda namun terkait satu dengan yang lainnya; (3)
Pengajaran sebagai suatu sistem. Pengertian pengajaran pada hakikatnya lebih
luas dan bukan hanya sebagai suatu proses atau prosedur belaka. Pengajaran
adalah suatu sistem yang luas, yang mengandung dan dilandasi oleh berbagai dimensi, yakni : (a) profesi
guru, (b) perkembangan dan pertumbuhan siswa/peserta didik, (c) Tujuan
pendidikan dan pengajaran, (d) program pendidikan dan kurikulum, (e)
perencanaan pengajaran, (f) strategi belajar mengajar, (g) Media pengajaran,
(h) Bimbingan belajar, (i) hubungan antara sekolah dan masyarakat, dan (j)
manajemen pendidikan / kelas.
Proses
pembelajaran berlangsung dalam suasana tertentu yakni situasi belajar mengajar.
Dalm situasi ini, terdapat faktor-faktor yang saling berhubungan yaitu ; tujuan
pembelajaran, siswa yang belajar, guru yang mengajar, bahan yang diajarkan,
metode pembelajaran, alat bantu mengajar, prosedur penilaian, dan situasi
pengajaran.Dalam proses pengajaran tersebut, semua faktor bergerak secara
dinamis dalam suatu rangkaian yang terarah dalam rangka membawa para
siswa/peserta didik untuk mencapai tujuan pengajaran. Pengajaran merupakan
suatu pola yang didalamnya tersusun suatu prosedur yang direncanakan dan
terarah serta bertujuan. Dalam istilah lain, kegiatan pembelajaran
terdiri dari : tahap perencanaan, pelaksanaan / implementasi, dan evaluasi.
Pelaksanaan pembelajaran adalah
operasionalisasi dari perencanaan pembelajaran, sehingga tidak lepas dari perencanaan pengajaran / pembelajaran/ pemelajaran yang sudah
dibuat. Oleh karenanya dalam pelaksanaannya akan sangat tergantung pada bagaimana
perencanaan pengajaran sebagai operasionalisasi dari sebuah kurikulum.
Landasan filsafat psikologi , pendidikan, ekonomi dan
sebagainya serta pesan-pesan dari kurikulum lainnya
dari kurikulum tersebut akan sangat mempengaruhi warna perencana di samping
untuk tingkatan pendidikan mana kurikulum tersebut dan model-model pengembangan
perencanaan apa yang digunakan. Semua aspek tersebut akan tergambarkan dalam bagian
Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) atau scenario pembelajaran. Memang secara umum
ada langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran yang bisa berlaku umum dalam
pembelajaran apapun untuk siapapun dan kapanpun (’coca cola’). Guru membuka
pelajaran, menjelaskan materi, murid menyimak kalau perlu bertanya, mengevaluasi
dan menutup pelajaran. Tapi karena pelaksanaan pembelajaran itu tentu saja
sangat spesifik dipengaruhi oleh berbagai hal :
·
Siapa yang belajar
·
Apa yang dipelajari
·
Dimana dia belajar
·
Pesan-pesan apa yang diamanatkan
kurikulum
·
Siapa yang mengajarnya
Semua faktor-faktor di atas akan
mempengaruhi pelaksanaan pembelajaran secara detail. Untuk menganalisis detail
pelaksanaan pembelajaran harus diperhatikan :
·
Materi bahan ajar
·
Pola pembelajaran
·
Model desain instruksional /
pembelajaran
Sedangkan pola pembelajaran
digambarkan sebagai berikut :

Berbagai macam model desain pembelajaran diantaranya :
·
Model Briggs
·
Model PPSI
·
Model Gerlach & Ely
·
Model Kemp
·
Model IDI
Strategi pembelajaran yang dapat dikembangkan oleh guru,
diantaranya :
1.
Pembelajaran Penerimaan (Reception Learning)/ tokohnya : Ausebel , dengan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Penerimaan
terhadap prinsip-prinsip umum, aturan-aturan, serta illustrasi khusus
b. Pemahaman
terhadap prinsip umum. Pengujian dilakukan dengan tes yang menuntut
pernyataan
ulang mengenai prinsip-prinsip dan contoh-contoh yang telah diberikan
c. Partikularisasi,
penerapan prinsip umum ke dalam sitausi / keadaan tertentu.
d. Tindakan,
gerakan dari suasana kognitif dan proses simbol ke suasana perbuatan /
tindakan.
2.
Pembelajaran
Penemuan (Discovery Learning,), tokohnya
: Piaget dan Bruner. Belajar penemuan dapat juga disebut “proses pengalaman” , dengan
langkah-langkah sebagai berikut :
a. Tindakan dalam
situasi tertentu. Siswa melakukan tindakan dan mengamati pengaruh-pengaruhnya.
Pengaruh-pengaruh tersebut, mungkin sebagai ganjaran atau hukuman (operant
conditioning) atau mungkin memberikan keterangan mengenai hubungan sebab akibat
b. Pemahaman
kasus tertentu. Apabila keadaan yang sama muncul kembali, maka dia dapat
mengantisipasi pengaruh yang bakal terjadi. Dan konsekuensi-konsekuensi apa
yang akan dirasakan.
c. Generalisasi,
siswa membuat kesimpulan atas prinsip-prinsip umum berdasarkan pemahaman
terhadap situasi tertentu.
d. Tindakan dalam
suasana baru , siswa menerapkan prinsip dan mengantisipasi pengaruhnya.
3.
Pembelajaran
Penguasaan (Mastery Learning), tokoh
: Carol . Pembelajaran
ini dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Mengajarkan
satuan pelajaran pertama dengan menggunakan metode kelompok.
b. Memberikan tes
diagnostik untuk memeriksa kemajuan belajar siswa setelah disampaikan satuan
pelajaran tersebut.
c. Siswa yang
telah memenuhi kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan diperkenankan
menempuh pengajaran berikutnya, sedangkan bagi yang belum diberikan kegiatan
korektif
d. Melakukan
pemeriksaan akhir untuk mengetahui hasil belajar yang telah dicapai oleh siswa
dalam jangka waktu tertentu.
4.
Pembelajaran Terpadu (Unit Learning); pendekatan ini pada
mulanya disebut metode proyek yang dikembangkan oleh John Dewey dan orang
pertama yang mempergunakan istilah unit adalah Morrison. Langkah-langkah umum
pengembangan program unit adalah :
a. Menyusun
lembar unit yang luas bertitik tolak dari topik atau masalah tertentu.
b. Menyusun unit
pembelajaran, sebagai bagian dari sumber unit, yang dirancang dengan pola
tertentu.
c. Menyusun unit
lesson dalam rangka melaksanakan unit pengajaran yang telah dikembangkan itu
d. Menyusun
satuan pelajaran, yang akan dilaksanakan dalam proses belajar mengajar harian
Pembelajaran
Bidang teknik dan kejuruan (Vocational dan Tehcnical Instruction)/ Pembelajaran
Kompetensi.
Dalam
konteks pembelajaran di kejuruan, belajar melibatlkan perolehan pengetahuan,
kecakapan, keterampilan, dan sikap berkenaan dengan kompetensi menyelesaikan
tugas atau pekerjaan. Beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam
pembelajaran kompetensi :
a. Belajar
keseluruhan dan bagian
b. Pemotongan
bahan pembelajaran
c. Belajar aktif
d. Umpan balik
e. Belajar lebih
f. Penguatan
g. Belajar yang
pertama dan terakhir
h. Bahan yang
bermakna
i. Belajar
menggunakan banyak indra
j. Transfer
belajar
Pembelajaran Modul
Modul
merupakan satu satuan atau unit pembelajaran terkecil berkenaan dengan sesuatu
topik atau masalah. Satuan pembelajaran tersebut disusun dalam suatu paket yang
disebut paket modul.Pembelajaran modul di Indonesia dikembangkan sejak tahun
1974 pada sekolah-sekolah Proyek
Perintis Sekolah Pembangunan (PPSP). Sampai saat ini, pembelajaran modul masih
digunakan pada SMP Terbuka dan Universitas Terbuka. Dalam pembelajaran modul,
para siswa belajar secara individual, mereka dapat menyesuaikan kecepatan
belajarnya sesuai dengan kemampuan masing-masing.
Secara
umum suatu modul mengandung komponen-komponen pembelajaran sebagai berikut :
a.
Identitas modul
b.
Petunjuk pengerjaan modul
c.
Tujuan pembelajaran
d.
Bahan bacaan
e.
Kegiatan belajar mengakar aktif
f.
Media dan sumber pembelajaran
g.
Tes
Pembelajaran modul menerapkan strategi
belajar siswa aktif, karena dalam proses pembelajarannya siswa tidak lagi
berperan sebagai pendengan dan pencatat
ceramah guru, tetapi mereka adalah pelajar yang aktif. Dalam pembelajaran modul,
guru berperan sebagai pengelola, pengarah, pembimbing, fasilitator, dan
pendorong aktivitas belajar siswa. Pembelajaran modul juga menerapkan konsep
multi media dan multi metode. Meskipun pada prinsipnya pembelajaran modul
bersifat individual, tetapi ada saat / tugas-tugas tertentu yang menuntut siswa
bekerjasama dalam kelompok.
0 komentar:
Posting Komentar